Jaya Suprana: Resital Pianis Tuna Netra Ade “Wonder” Irawan Peristiwa Kemanusiaan

Kamis, 21 November 2024 - 07:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA — Peristiwa kemanusiaan. Menurut budayawan Jaya Suprana itulah istilah yang lebih tepat digunakan untuk resital pianis tuna netra Ade Wonder Irawan yang digelar di Jaya Suprana Institute (JSI) di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu sore, 20 November 2024.

“Hari ini kita semua akan menyaksikan peristiwa yang lebih tinggi dari sekadar peristiwa kebudayaan dan peradaban. Yang akan kita saksikan ini adalah peristiwa kemanusiaan yang seharusnya merupakan esensi dari apapun yang kita lakukan,” ujar Jaya Suprana saat membuka resital.

Ade Wonder Irawan adalah putra dari pasangan Irawan Subagio dan Endang Mardeyani. Lahir 15 Januari 1994 di Colchester, Inggris, Ade mengasah kemampuannya bermain piano secara otodidak sejak usia dini.

Saat menetap di Chicago — ibunya Endang Mardeyani adalah seorang diplomat — Ade mendapat kesempatan yang begitu luas untuk mengasah talentanya.

Di usia 12 tahun ia sudah tampil secara reguler di Jazz Links Jam Session di Chicago Cultural Center. Ade pernah tampil bersama sejumlah pemain jazz dan blues papan atas Amerika Serikat, seperti Coco Elysses-Hevia, Robert Irving III, Peter Saxe, Ramsey Lewis, John Faddis, Dick Hyman, Ernie Adams, dan Ryan Cohen.

Baca Juga:  JMSI Berbagi Ke Yayasan Budi Asih, Titip Do’a tuk Kesembuhan Keluarga yang Alami Sakit

Dalam pengantarnya, Jaya Suprana mengatakan, dirinya lah yang memberikan kata “Wonder” di tengah nama Ade Irawan. Kata itu disematkannya karena ia takjub akan kemampuan Ade Irawan.

“Seperti Stevie Wonder (penyanyi tuna netra dari Amerika Serikat), hanya lebih hebat lagi,” ujar Jaya Suprana.

Menurut penilaian Jaya Suprana, kemampuan Ade memainkan tuts piano tidak hanya luar biasa, tetapi sudah dapat digolongkan sebagai sebuah keajaiban.

Dalam resital piano kali ini, Jaya Suprana meminta Ade Wonder Irawan membawakan lagu “Satu Nusa, Satu Bangsa” karya Liberty Manik dengan berbagai genre. Mulai dari jazz, blues, sampai keroncong dan dangdut.

Lagu “Satu Nusa, Satu Bangsa” dipilih Jaya Suprana karena syairnya yang agung. Jaya mengatakan, lagu yang terinspirasi peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 itu sempat menjadi kandidat lagu kebangsaan Indonesia.

Namun akhirnya pilihan jatuh ke lagu “Indonesia Raya” yang nadanya lebih dinamis dan bergelora. Lagu “Satu Nusa, Satu Bangsa” tidak dipilih sebagai lagu kebangsaan karena dianggap terlalu bernuansa hymne yang datar dan lembut.

Baca Juga:  Kapolres Lampung Timur Kirimkan 199 Personel untuk Pengamanan Unjuk Rasa di Metro

Seperti biasa, penampilan Ade begitu menghibur dan memukau. Gaya panggungnya yang atraktif termasuk jari jemarinya yang menari di atas tuts piano mengundang gelombang tepuk tangan berkali-kali.

Sebelum resital piano yang dibawakan Ade Wonder Irawan, kegiatan diawali dengan penyerahan sertifikat rekor MURI untuk perkumpulan penulis Satupena atas buku bertema politik dengan penulis terbanyak yang lebih dari 200 penulis dengan berbagai genre. Sertifikat MURI diserahkan Jaya Suprana kepada Sekjen Satupena Satrio Arismunandar.

Setelah itu, Jaya Suprana juga menyerahkan sertifikat MURI kepada wartawan senior Nasir Tamara yang merupakan wartawan pertama dari Indonesia yang meliput langsung Revolusi Iran. Nasir Tamara ikut dalam penerbangan yang membawa pemimpin revolusi Ayatullah Imam Khomeini dari Paris ke Tehran pada 1 Februari 1979. []


Penulis : Fidhelia


Editor : Fidhelia


Sumber Berita : Jakarta

Temukan berita-berita menarik Lintas Lampung di Google News
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

Berita Terkait

Pj. Gubernur Lampung Buka Kejurnas Panahan Berkuda
JMSI Lampung Kembali Gelar Jumat Berbagi di Way Halim
I Made Bagiase Berpulang; Profesi Tambal Ban Hingga Legislator Pernah Dilalui
Tak Beri Sambutan; Gibran Lebih Pada Pendekatan Pragmatis
Dewan Pers Mengirim Pesan Keliru Dalam Membahas IKP di Lampung
GKR Hemas Apresiasi Timnas Putri Juara dan Cetak Sejarah
Penetapan Pilgub Jakarta (Bisa) Dipercepat
Mintarsih Perjuangkan Sahamnya yang Dihilangkan di Blue Bird
Resital Pianis Tuna Netra Ade “Wonder” Irawan Peristiwa Kemanusiaan

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 16:22 WIB

Pj. Gubernur Lampung Buka Kejurnas Panahan Berkuda

Sabtu, 7 Desember 2024 - 15:52 WIB

JMSI Lampung Kembali Gelar Jumat Berbagi di Way Halim

Sabtu, 7 Desember 2024 - 15:01 WIB

I Made Bagiase Berpulang; Profesi Tambal Ban Hingga Legislator Pernah Dilalui

Sabtu, 7 Desember 2024 - 11:39 WIB

Tak Beri Sambutan; Gibran Lebih Pada Pendekatan Pragmatis

Sabtu, 7 Desember 2024 - 11:18 WIB

Dewan Pers Mengirim Pesan Keliru Dalam Membahas IKP di Lampung

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:04 WIB

Penetapan Pilgub Jakarta (Bisa) Dipercepat

Sabtu, 7 Desember 2024 - 07:57 WIB

Mintarsih Perjuangkan Sahamnya yang Dihilangkan di Blue Bird

Jumat, 6 Desember 2024 - 21:50 WIB

Pemerintah Provinsi Lampung Percepat Pembangunan Kawasan Kotabaru

Berita Terbaru

#CovidSelesai

Pj. Gubernur Lampung Buka Kejurnas Panahan Berkuda

Sabtu, 7 Des 2024 - 16:22 WIB

Bandar Lampung

JMSI Lampung Kembali Gelar Jumat Berbagi di Way Halim

Sabtu, 7 Des 2024 - 15:52 WIB

#CovidSelesai

Tak Beri Sambutan; Gibran Lebih Pada Pendekatan Pragmatis

Sabtu, 7 Des 2024 - 11:39 WIB

Ahmad Novriwan, Ketua JMSI Lampung

#CovidSelesai

Dewan Pers Mengirim Pesan Keliru Dalam Membahas IKP di Lampung

Sabtu, 7 Des 2024 - 11:18 WIB