Sinergi untuk mewujudkan cita-cita kemandirian pangan harus ditingkatkan, keragaman, aksesibilitas, kualitas hingga keamanan konsumsi pangan masyarakat harus Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA).
“Kesemuanya itu akan bermuara pada terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang sehat, aktif dan produktif,” ungkapnya.
Gubernur Arinal juga menekankan beberapa hal yang perlu diupayakan bersama yaitu pertama, mendorong percepatan program diversifikasi dan pengembangan pangan lokal; Kedua, mengoptimalkan lahan-lahan yang tidak produktif.
Ketiga, monitoring dan evaluasi pasokan dan harga pangan di produsen dan konsumen setiap hari. Keempat, Analisis Sistem Neraca Pangan Wilayah untuk kebijakan stabilisasi dan harga pangan.
Kemudian, kepastian dan kemudahan akses bahan pangan pokok seperti kegiatan pangan murah dan operasi pasar. Keenam, Kembangkan inovasi yang mendukung keamanan pangan.
Ketujuh, sinergi pemangku kepentingan dengan UMKM pangan lokal agar daya saing dan produktivitas meningkat; Dan Kedelapan, Pembinaan, pendampingan UMKM Pangan; Promosi produk UMKM Pangan serta memperluas jaringan usaha/ pemasaran berbasis IT dan melakukan kerjasama/kemitraan dengan berbagai pihak/lembaga/asosiasi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua TP. PKK Provinsi Lampung Ibu Riana Sari Arinal, mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada OPD terkait dan para Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten/ Kota Se-Provinsi Lampung beserta jajaran yang telah berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan acara ini.
Ibu Riana Sari Arinal menyampaikan TP. PKK Provinsi Lampung bersama dengan TP. PKK Kabupaten/Kota berkolaborasi dengan OPD terkait telah memprogramkan Desa Model Konvergensi Pencegahan Stunting sekaligus Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di 15 Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung.
“Isu stunting menjadi sangat penting karena akan berakibat pada menurunnya kualitas sumber daya manusia. Dan kami sangat menyadari bahwa upaya pencegahan stunting ini tidak bisa dilakukan hanya oleh satu sektor, tetapi harus dilakukan oleh berbagai sektor secara terintegrasi,” jelasnya.
“Untuk itu, desa model ini diharapkan dapat menjadi contoh ideal kelembagaan dan kegiatan minimal yang seyogyanya ada dalam suatu desa sebagai unit pemerintahan terkecil,” tambahnya.
Sinergi dan kolaborasi untuk mewujudkan cita-cita kemandirian pangan dan perekonomian keluarga juga harus terus ditingkatkan mengingat potensi sumber daya pangan dan kearifan lokal sangat beragam di Provinsi Lampung.
Ibu Riana mengajak semua pihak bersinergi untuk terus mengedukasi masyarakat agar selalu mengkonsumsi pangan beragam, bergizi,seimbang dan aman (B2SA). Kemudian, pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga, serta penguatan ekonomi keluarga melalui produk olahan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.