PILKADA serentak di seluruh Indonesia dalam rangka memilih Gubernur dan wakilnya serta Walikota/Bupati juga wakilnya pada 27 November 2024. Bagaimana dengana gonjang ganjing Pilkada Gubernur di provinsi Lampung?
Pilkada Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur (Cagub dan Cawagub) dengan dua kandidat yaitu pasangan Arinal Djunaidi dan H. Sutono nomor urut 1serta Rahmat Mirzani Djausal dan Jihan Nurlela nomor urut 2. Pilkada juga bersamaan dengan 15 Kab/Kota di seluruh provinsi Lampung.
Tibalah waktunya gelaran debat adu program dan setrategi pada tiga sesi yang menghadirkan dua pasang calon yaitu Arinal dan Sutono serta Rahmat dan Jihan. Debat pertama mengenai insfrastruktur dan ekonomi. Sedangkan debat ke-dua dengan mengangkat tema hukum, pemerintahan, sosial, dan budaya. Adapun debat terakhir yang ke-tiga masalah pendidikan, kesehatan, pertanian, dan lingkungan.
Arinal Djunaidi Sang Mantan
Arinal adalah asli Lampung berasal dari keluarga petani di Kabupaten Way Kanan. Ayahnya berasal dari Negara Batin dan ibunya berasal dari Negeri Besar. Ia lahir di Tanjungkarang, Bandar Lampung pada tanggal 17 Juni 1956.
Arinal mengenyam Pendidikan SD, SMP, dan SMA di Bandara Lampung serta kuliah di Unila. Dia juga saat kuliah dan setelah lulus aktif mengikuti sejumlah organisasi. Arinal memulai karier birokrasi, pada saat itu dominasi satu partai Golkar di Kotamadya Bandar Lampung. Terakhir menjadi Sekretaris Daerah Provinsi Lampung.
Karir politik Arinal dimulai setelah pensiun, menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya (Golkar). Lalu, mencalonkan diri sebagai gubernur didukung oleh Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional, berpasangan dengan Bupati Lampung Timur, Chusnunia Chalim pada Pilkada Gubernur Lampung 2018. Pasangan ini berhasil memperoleh 37,78% suara kemudian dilantik pada 12 Juni 2019.
Arinal menjabat sebagai Gubernur Lampung periode 2019-2024. Kini ia kembali maju pada Pilkada Lampung 2024 dan diusung hanya satu Partai PDIP. Pertanyaan muncul, mengapa Arinal sebagai mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya (Golkar) provinsi Lampung tidak mendapatkan dukungan dari Golkar? Seberapa besar loyalitas partai Golkar pada Arinal?
Kemudian, apakah anggota Golkar masih setia pada Arinal atau mengikuti titah Ketum Golkar Bahlil Lahadalia yang tidak ada kaitannya dengan provinsi Lampung, bisa jadi belum pernah menapakkan kakinya di provinsi dengan motto “Sai Bumi Rua Jurai”? Bagaimana menjaga militansi anggota Golkar pada Arinal? Arinal merupakan mantan Gubernur, biasanya jarang kalah, jika terjadi, maka ada yang salah selama kepemimpinanya.
Semua pertanyan bisa terjawab dengan hasil kerja nyata Arinal selama lima tahu menjabat Gubernur Lampung. Sejauh ini, Arinal di posisi aman dan tidak ada gejolak yang sering terjadi seperti korupsi atau perselingkuhan. Pada dasarnya, sebelum dan sesudah menjabat Gubernur tidak ada masalah. Istilahnya, on the track. Sampai saat ini tidak pernah melanggar hukum, agama, dan etika.
Hanya saja ada riak-riak kecil tercermin dari sifatnya yang emosional dan terkadang ngomel-ngomel, diduga karakternya. Akan tetapi, Arinal tidak memiliki rekam jejak prestasi yang membuat masyarakat Lampung bangga atas pencapaian itu.
Viralnya insfrastruktur jalan yang buruk bukanlah kesalahan Arinal semata, ternyata jalan itu merupakan jalan lintas atau jalan negara menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Kala itu Presiden Jokowi langsung meninjaunya. Tentu jalan tersebut rusak bukan sepenuhnya tanggung-jawab Arinal, seperti contoh lain jika jalan tol yang rusak.
RMD Si Pendatang Baru
Rahmat Mirzani Djausal, sebutan populer RMD dengan sapaan Kyai Mirza merupakan putra daerah asli Lampung. RMD lahir di Kotabumi, Lampung Utara pada 18 Maret 1980. Menempuh pendidikan tinggi di Trisakti Jakarta dan Unila.
Karir politik RMD dimulai saat masih menjadi mahasiswa dan dikenal sebagai pribadi yang aktif berorganisasi. Mencapai tahapan tertinggi saat menjadi Ketua Fraksi Gerindra DPRD Provinsi Lampung. Bergulir sampai pada Ketua DPD Gerindra Provinsi Lampung.
Saat ini ia maju pada Pilkada Lampung 2024 dan diusung oleh sepuluh partai diantaranya, Partai Gerindra, PKB, Golkar, Nasdem, Demokrat, PAN, PSI, PPP, Partai Ummat, dan Partai Buruh. Berdasarkan ini semua, mengapa RMD sebagai pendatang baru memiliki nasib yang begitu mujur? Bahkan ia belum begitu dikenal masyarakat Lampung, bisa dibilang ujug-ujug pada posisinya saat ini.
Faktor keberuntungan berpihak pada RMD, dukungan finansial yang kuat, adanya lowongan dan peluang, serta hal yang paling menentukan, junjungannya terpilih menjadi presiden. Ini merupakan jalan mulus tanpa hambatan yang telah dilalui RMD.
Pilkada sejatinya terlaksana berdasarkan asas Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia serta Jujur dan Adil (Luber Jurdil) berdasarkan UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 pasal 2. Proses awal menuju kursi kemenagan juga tanpa adanya politik uang yang berujung pada serangan fajar. Janji-janji semanis gula harus segera diwujudkan setelah pelantikan bukakan hanya retorika janji muluk dan bombastis semata saat kampanye untuk mengelabui masyarakat.
Seharusnya tidak ada kambing hitam pada perjalanan ini dan tidak ada korban apalagi kata pulang modal tujuan utama selama lima tahun menikmati keberhasilan dari kampanye. Hal ini berlaku dari birokrasi yang paling baawah sampai pucuk pimpinan tertingi, semua satu suara dan tekad yang sama menuju Good Governance dengan tata pemerintahan yang baik pada pelaku pemerintahannya.
Rantai Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN) mesti diluluh lantakkan dengan tindakan tegas dan kerja keras semua pihak. KKN penyakit akut wajib diamputasi diseluruh pelosok negeri. Gemah ripah loh jinawi mesti dinikmati semua golonga tanpa tekanan dari negara manapun.
Generasi harus segera berganti tanpa melibatkan dinasti dan oligarki demi anak negeri mencicipi kedamaian dan ketentraman dari Sabang sampai Merauke. Mersakan kemerdekaan sejati di bumi Ibu Pertiwi. ##
Penulis : A Heny Puspita
Editor : Fidhelia
Sumber Berita : Opini Heny
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.