Namun, dengan adanya calon tunggal yang melawan kotak kosong, esensi dari demokrasi representatif menjadi tereduksi.
Pemilih dipaksa memilih antara mendukung satu-satunya kandidat yang tersedia atau memilih kotak kosong, tanpa adanya alternatif yang layak. Ini menghilangkan kompetisi yang sehat dan membatasi hak pemilih untuk memilih pemimpin yang benar-benar mereka anggap mampu.
Kritik lainnya terhadap fenomena ini berkaitan dengan legitimasi dan mandat dari calon yang menang melawan kotak kosong. Dalam situasi di mana satu-satunya pilihan adalah memilih kandidat yang tersedia atau kotak kosong, kemenangan kandidat tersebut sering dianggap memiliki legitimasi yang lebih rendah karena tidak adanya lawan yang nyata.
Ini dapat menimbulkan keraguan terhadap mandate pemimpin yang terpilih, terutama jika tingkat partisipasi pemilih rendah atau kotak kosong memperoleh jumlah suara yang signifikan
Narasi kritis terhadap partisipasi masyarakat juga mencakup analisis terhadap kualitas partisipasi itu sendiri. Partisipasi yang tinggi tidak selalu mencerminkan demokrasi yang sehat jika masyarakat tidak terlibat secara substansial dalam proses pemilihan.
Penulis : Gesit Yudha, M.I.P
Editor : Anis
Sumber Berita : Dosen UIN Raden Intan Lampung
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.