Oleh: Andi Surya Andalas*
KEMARIN Jumat (18/10) adalah hari spesial buat saya. Karena dihari kemarin adalah kali pertama saya, bertemu Pj Gubernur Lampung, Samsudin. Diruangan Gubernur, yang semua orang tak sembarangan bisa masuk. Sekalipun, selama ini saya ngepost di sana sebagai Jurnalis.
Dari ngobrol plus minus 1,5-2 jam tersebut saya berkesimpulan perlunya keberanian dan kepiawaian pemimpin dalam mengelola daerah (baca; Lampung) disertai keberanian.
Bukan malu di kritik, main di zona aman, keramah tamahan dan menghadirkan senyuman bukan kemarahan. Berani berfikir diluar kebiasaan adalah kebutuhan Lampung saat ini.
Keinginan untuk Lampung terdepan, menyajikan event nasional dan internasional menjadi keharusan. Apalagi semakin terbuka ya arus barang dan orang dan juga informasi yang kian mengglobal.
Itulah yang muncul dalam dialog Ketua JMSI Lampung Ahmad Novriwan dan Pj Gubernur Lampung, Kiyai Samsudin.
Bangga Lampung hadir dan selalu tampil di podium kehormatan dengan tingkat kesejahteraan rakyatnya yang luar biasa, menjadi keinginan bersama.
Memang waktu 8 (delapan) bulan yang diberikan Presiden RI Joko Widodo melalui Mendagri bukanlah waktu menyelesaikan masalah.
Pondasi dan kesamaan visi Lampung Maju Terdepan dan Beradab menjadi semangat bersama yang harus di kedepankan. Rutinitas dan keberanian diri untuk melepas ketidakberdayaan menjadi sebuah perubahan adalah semangat yang harus dibangun guna menatap Indonesia 2045.
Tahun 2045 yang yang menjadi semangat “Indonesia Emas” bukan khayalan. Bonus demografi dengan pertumbuhan dan kualitas sumber saya manusia, hendaknya harus dimaknai sebuah potensi dalam menggali sumber pendapatan daerah yang tidak memberatkan rakyat.
Ini pemimpin Sai Bumi Ruwa Jurai yang dibutuhkan. Tradisi the right man and right place, harus menjadi terdepan. Kebiasaan tarik fee pada proyek pemerintahan menjadi prilaku dungu yang tidak boleh dipelihara hingga kini. Bangga anak Lampung terus muncul di kancah nasional dan internasional menjadi semangat yang harus dijaga.
Upaya menjadikan Lampung etalase Nusantara harus ditata dengan baik.
Jangan seperti slogan dibeberapa rumah makan yang sering terbaca; “Kalau Anda Puas Beri Tahu Yang Lain, Kalau Anda Tidak Puas Beri Tahu Kami”. Menjadi keharusan. Jika Lampung menghadirkan diksi; “Kami Yakin Anda Pasti Puas”.
Kepakan Kiyai Samsudin diyakini memiliki nilai berarti bagi masyarakat Lampung. Dentingan ya harus disahuti bersama.
Sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, Kiyai Samaudin mampu membangunkan Kota Baru yang selama ini “hening” kemudian kembali “bergeliat” bukanlah sesuatu yang mudah. Selip-selip ada kemarahan dan sumpah serapah disana.
Sebagai pemimpin, memang lah harus demikian. Tak semua harus populis. Karena fakta tak mungkin terelakkan. Suka atau tidak suka.
Saatnya seluruh elemen masyarakat Lampung, eksekutif, legislatif dan yudikatif serta pers melihat sama menatap Lampung kedepan. Bukan berjalan sendiri-sendiri dan tak tahu tugas pokok dan fungsi masing-masing. Tabik!.
*) Pemilik Media www.suryaandalas.com
Penulis : Andi Surya Andalas
Editor : Fidhelia
Sumber Berita : Pemprov Lampung
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.