Ilustrasi: Net

Laporan: Vira

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta pemerintah setiap negara melakukan segala upaya untuk mencegah penularan cacar monyet, utamanya pada kelompok rentan.

Anak-anak, ibu hamil, serta orang dengan daya tahan tubuh yang rendah disebut WHO sebagai kelompok berisiko tinggi terhadap cacar monyet.

“Saya khawatir akan kemungkinan penularan ‘berkelanjutan’. Virus akan bisa menulari kelompok berisiko tinggi, termasuk anak-anak, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah, dan ibu hamil,” ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Swiss, mengutip Deutsche Welle.

Cacar monyet sendiri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Monkeypox. Penyakit ini menular melalui kontak dengan cairan orang yang terinfeksi.

Mengutip Newsweek, artikel tersebut menuliskan bahwa Monkeypox dapat ditularkan ke bayi yang belum lahir melalui plasenta.

Baca Juga:  Bamsoet Dorong Pengembangan Pasar Kripto Di Indonesia

Sebuah penelitian lain pernah mempelajari kasus cacar monyet pada ibu hamil di Republik Demokratik Kongo selama 2007-2011. Ditemukan, tiga dari empat wanita yang hamil kehilangan janin mereka akibat virus tersebut.

Sebanyak dua diantaranya mengeluhkan gejala sedang dan mengalami keguguran pada trimester pertama kehamilan. Sementara satu kasus lainnya, melaporkan gejala cacar monyet yang cukup parah hingga kehilangan janinnya pada pekan ke-18 kehamilan.

Sebelumnya, WHO melaporkan wabah cacar monyet melonjak hingga mencapai 3.413 kasus di dunia. Ribuan kasus itu ditemukan di 50 negara.

Amerika Serikat menjadi negara terbanyak dengan total 793 kasus. Disusul Jerman dengan total 521 kasus, serta Spanyol sebanyak 520 kasus. ##

sumber: cnnindonesia.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini