Catatan: Doel Remos
MEMANG tak elok menyandingkan dua situasi yang berbeda lalu menarik kesimpulan. Satu sisi Kapolda Lampung baru saja menerima fin emas dan sisi lain, rakyat ada yang katanya di keroyok oleh satpam, pam swakarsa serta aparat keamanan lain.
Tetapi gak lebay juga kalau dua situasi itu harus kita hadap-hadapkan. Karena satu soal tanah dan mafia, dimensi yang lain, tetap pada soal tanah dan drakula-drakula (terlalu keren kalau saya tulis mafia).
Persoalan tanah pabrik gula terbesar ini terus menggelayuti Lampung dan nasional. Dari tahun ketahui. Tak kunjung selesai. Persoalan klaim kepemilikan tanah, klaim pencaplokan tanah warga oleh SGC dan asap terus menghiasi dinding laman media online dan media mainstream. Padam, surut, padam surut dan terus terjadi.
Terakhir kemarin, saat Lampung melalui Kapolda menerima pin emas, akibat keberhasilan ‘beliau’ menguak tabir mafia tanah, darah pun tumpah di tanah Tulangbawang.
Menyakitkan memang, dua peristiwa kontradiktif. Yang menyakitkan, ternyata Zaidi dan kawan-kawan sudah 29 hari di tanah yang kini diributkan.
1 2 Selanjutnya
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.