BANDARLAMPUNG – Para pengamat dari Universitas Bandar Lampung (UBL) dan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Wilayah Lampung menilai bahwa penyesuaian tarif Tol Bakauheni–Terbanggi Besar wajar dilakukan, asalkan dibarengi dengan peningkatan kualitas layanan dan kepuasan pengguna jalan.
Pandangan ini disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Penyesuaian Tarif Tol Bakauheni–Terbanggi Besar yang digelar di Universitas Bandar Lampung (UBL) pada Senin (10/11). Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), PT Hakaaston selaku operator, DPD Organda Lampung, MTI Lampung, serta para pengamat transportasi dan ekonomi dari sejumlah perguruan tinggi.
Dr. Khairudin, M.S.Akt., pengamat ekonomi UBL, menegaskan bahwa kebijakan penyesuaian tarif tidak bisa dihindari, namun harus sejalan dengan peningkatan mutu infrastruktur.
“Kenaikan tarif bisa diterima masyarakat jika fasilitas dan pelayanannya memang lebih baik. Prinsipnya, pengguna jalan harus mendapatkan nilai yang sepadan,” ujarnya.
Sementara itu, Aditya Mahatidanar Hidayat, Ph.D., pengamat transportasi UBL, menyoroti pentingnya kajian berbasis data sebelum kebijakan diterapkan.
“Metode Customer Satisfaction Index (CSI) serta analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) perlu
digunakan agar penyesuaian tarif dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” jelasnya.
Dari sisi pengguna, Erwin Oktavianto, S.E., M.E. dari MTI Lampung mengingatkan agar kemampuan bayar masyarakat menjadi pertimbangan utama.
“Penyesuaian tarif perlu memperhatikan daya beli masyarakat. Jika tidak diimbangi dengan kualitas jalan yang baik, pengguna bisa enggan lewat tol,” katanya.
Pengamat operasional dari IIB Darmajaya, Yan Aditiya Pratama, M.M., menambahkan bahwa penerimaan publik terhadap tarif baru akan bergantung pada rasa puas pengguna.
“Selama layanan dan kenyamanan meningkat, pengguna akan menganggap tarif yang disesuaikan masih wajar,”
ujarnya.
Sementara itu, Direktur PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll (BTB), I Wayan Mandia, menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi penyesuaian tarif merupakan salah satu upaya perusahaan dalam menjaga transparansi dan keterbukaan informasi kepada publik. Ia menegaskan, pihaknya sangat memperhatikan berbagai masukan yang disampaikan oleh para pengamat, akademisi, dan organisasi transportasi.
“Kita ingin memastikan apa yang akan kita lakukan ke depan dalam rangka peningkatan kualitas dan layanan sesuai dengan harapan semua pihak dapat terpenuhi. Tol Bakauheni–Terbanggi Besar ini milik kita bersama, maka sudah tentu semangat kolaborasi lintas sektoral menjadi konsen bagi manajemen Tol Bakter,” jelasnya.
Pertemuan ini menghasilkan kesimpulan bahwa penyesuaian tarif Tol Bakauheni – Terbanggi Besar perlu dilakukan sesuai mekanisme yang berlaku dan berdasarkan peningkatan kualitas layanan.
Dalam waktu dekat, akan digelar Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas kelayakan penyesuaian tarif secara lebih komprehensif dengan melibatkan akademisi, praktisi, dan masyarakat pengguna jalan tol.
Penulis : Desty
Editor : Nara
Sumber Berita : Tol
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.















