LAMPUNG UTARA – Program Makan Gratis Bergizi (MBG) menjadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo guna memastikan anak-anak Indonesia (pelajar) mendapatkan asupan gizi yang cukup dan layak setiap harinya.
Namun, diawal-awal perjalanannya ditemukan kasus keracunan massal di pelosok daerah se-antero negeri.
Salah satunya terjadi di Kabupaten Lampung Utara. Kabupaten dengan jumlah pelajar hingga ratusan ribu itu kini diintai ihwal keracunan makan dari program Asta Cita Presiden karena kelalaian oknum pengelola dapur MBG.
Kasus pertama dialami siswa SD Soekarno Hatta pada bulan Juli lalu. Peserta didik itu mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah dan sakit perut setelah menyantap menu dari Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang terindikasi sudah basi.
Hal itu dibenarkan oleh Asisten Lapangan MBG Lampung Utara M Rabani Keigi. Dirinya mengakui bahwa pihaknya terlambat mengetahui adanya permasalahan distribusi makanan.
“Kami baru mengetahui makanan itu tidak layak dikonsumsi setelah mendapat laporan dari pihak sekolah,” ucap Rabani.
Kasus kedua menimpa belasan siswa dari dua sekolah di Kecamatan Sungkai Jaya, Kabupaten Lampung Utara pada bulan Agustus lalu. Para peserta didik mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, dan pusing. Insiden ini diduga terjadi setelah mereka menyantap makanan yang disediakan dalam program makanan bergizi gratis.
Peristiwa ini menimpa siswa di SDN Negara Agung dan SMPN 1 Sungkai Jaya. Menurut kesaksian seorang siswi kelas 6 SDN Negara Agung, gejala tersebut muncul tak lama setelah ia dan teman-temannya mengonsumsi makanan yang dibagikan.
Menu yang disajikan saat itu terdiri dari mie kuning, sayur sawi, ayam, perkedel jagung, dan buah-buahan, tanpa susu.
Kepala Puskesmas Sungkai Jaya, menyatakan 15 siswa yang mengalami gejala serupa yang diduga keracunan makanan.
“Ada 3 siswa yang harus dirawat, sementara sisanya menjalani rawat jalan,” jelasnya.
Terakhir, beberapa hari lalu tepatnya pada hari Senin, 29 September 2025 kasus keracunan MBG menimpa 92 siswa dari dua sekolah menengah atas yakni SMAN 3 Kotabumi dan SMAN 4 Kotabumi.
Puluhan korban sempat dirawat di RSUD HM Ryacudu, RS Handayani, dan klinik swasta lainnya.
Kejadian itu sontak menggegerkan publik, banyak yang pesimis dengan program yang digadang-gadang akan berdampak positif pada tumbuh kembang peserta didik, namun dibalik progam mulia ini terjadi peristiwa pilu meski tak sampai memakan korban jiwa.
Kehadiran para pemimpin daerah seperti Wakil Bupati Lampung Utara, Romli tengah malam mengunjungi pelajar yang keracunan memberikan dukungan moril tersendiri bagi pasien keracunan.
Begitu juga dengan kehadiran Kepala Kejaksaan Negeri Lampung Utara, Hendra Syarbaini ke RSUD HM Ryacudu dan RS Handayani dinilai dapat berpengaruh pada semangat pasien untuk pulih dengan cepat.
Penulis : Rudi alfian
Editor : Hadi
Sumber Berita : Lampung Utara
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.