Hanya saja, Bunda Elly sapaan akrab menilai, balai besar kurang merespon terhadap aspirasi petani yang dia bawa. Sehingga, hal yang dikhawatirkanya terjadi luapan air saluran irigasi meluap hingga mengancam ratusan petani gagal panen.
Seharusnya, Balai Besar dapat merespon dan bersinergi secara cepat, prihal aspirasi para petani demi mewujudkan semboyan Petani Berjaya Lampung.
“Bahkan, kami dari DPRD Provinsi Dapil III pernah melakukan monitoring ke lokasi bersama perwakilan balai besar, tapi sampai saat ini belum ada realisasi yang diharapkan para petani dan masyarakat,” tandasnya.
Kendati begitu, dia tetap berharap agar Balai Besar yang membidangi hal tersebut dapat merespon aspirasi ratusan petani di Kabupaten Pringsewu, demi mewujudkan Petani Berjaya Lampung. Dengan cara melakukan, pembangunan saluran irigasi yang dinilai mampu mengundang akitivitas pertanian di Kecamatan Ambawara, khususnya Kabupaten Pringsewu.
Research sederhana yang dilakukan, tiga tahun lalu, 17 Februari 2019, tanggul Way Gatel itu juga jebol sehingga sawah yang ada di sekitarnya terendam. Air luapan dari bendungan merendam area sawah dan masuk lagi ke Way Bulok di bagian bawah.
“Jembatan gantung yang menghubungkan Pekon Panggungrejo, Kecamatan Sukoharjo dengan Pekon Mataram, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu juga terendam air Sungai Way Sekampung,” katanya.
Kejadian tersebut mengundang perhatian warga yang datang menyaksikan bendungan yang baru selesai tahun 2018. Dimana sejumlah warga mengambil foto dan mem-video kan bendungan yang jebol itu. ##
1 2
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Halaman : 1 2