PRINGSEWU —– Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela menegaskan bahwa penguasaan Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan utama bagi para pendidik di era pembelajaran digital.
Hal itu disampaikannya dalam pelatihan literasi AI, pemanfaatan teknologi AI, dan etika AI yang diselenggarakan Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) Provinsi Lampung di Aula Kantor Bupati Pringsewu, Gading Rejo, Kamis (27/11/2025).
Dalam sambutannya, Wagub Jihan mengapresiasi Mafindo Lampung yang konsisten melakukan edukasi publik mengenai literasi digital, hoaks, scamming, serta pendampingan pemanfaatan teknologi untuk masyarakat.
“Saya menyampaikan apresiasi kepada tim Mafindo Lampung yang sudah mau peduli, jadi relawan kepada seluruh masyarakat,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa perkembangan teknologi berlangsung jauh lebih cepat daripada kemampuan manusia beradaptasi, sehingga pendidik harus mampu mengimbangi perubahan tersebut.
Wagub Jihan menekankan bahwa AI bukan lagi konsep futuristik, melainkan teknologi yang telah lekat dalam kehidupan sehari-hari.
“Hari ini AI itu bukan suatu konsep. Bukan lagi konsep futuristik, tapi memang sudah ada kedampingan dengan kita,” katanya.
Wagub Jihan juga menegaskan bahwa teknologi AI harus dimanfaatkan sebagai alat bantu yang memperkuat peran guru, bukan justru mengambil alihnya.
Ia mencontohkan bagaimana negara-negara maju telah memanfaatkan AI untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa hingga penggunaan robot pendamping proses pembelajaran.
“Jadi memang bukan mengganti guru, tetapi menjadi instrumen strategis untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar,” ujarnya.
Wagub Jihan berpendapat guru harus mampu mengambil peran sebagai pengendali teknologi, bukan hanya pengguna.
“Agar bisa menguasai teknologi, bukan disetir oleh teknologi,” tegasnya.
Ia menilai bahwa pelatihan ini dianggap strategis untuk memastikan Indonesia bukan hanya konsumen inovasi digital, tetapi juga pencipta solusi berbasis AI.
“Pelatihan ini bukan sekadar peningkatan kapasitas, tetapi melangkah untuk memastikan bahwa Lampung dan Indonesia menjadi produsen pengetahuan dan pencipta solusi berbasis AI,” sambungnya.
Wagub Jihan berharap pelatihan ini dapat melahirkan guru-guru visioner yang mampu menciptakan platform dan inovasi baru.
“Siapa tahu dari yang diajar hari ini, murid-muridnya, Bapak-Ibu guru bisa membuat platform atau aplikasinya,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas dalam sambutannya menekankan pentingnya penguatan literasi digital dan AI sebagai bagian dari kesiapan menghadapi tantangan global.
“Guru memiliki peran penting dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan abad ke-21, termasuk perkembangan teknologi digital,” ujarnya.
Riyanto juga menegaskan bahwa AI adalah alat bantu yang tetap membutuhkan sentuhan manusia.
“Artinya AI itu bisa membantu kita, bisa cerdas kalau kita memberikan input yang baik, tapi yang asli itu akal kita,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya memilah informasi dan tidak terjebak hoaks atau kejahatan digital yang kini marak terjadi.
Riyanto meminta para peserta untuk aktif berdiskusi agar pemanfaatan teknologi dapat benar-benar tepat guna.
“Saya berharap 85 peserta mengikuti kegiatan hari ini dengan serius dan tidak sungkan bertanya,” ujarnya.
Riyanto juga menyampaikan apresiasi kepada Mafindo Lampung atas ilmu dan waktu yang diberikan untuk peningkatan kapasitas guru di daerah tersebut.
Pelatihan literasi dan etika AI ini diikuti 85 guru dari berbagai sekolah di Pringsewu dan menjadi bagian dari upaya kolaboratif pemerintah daerah bersama Mafindo dalam memperkuat kompetensi pendidik di era digital.(Adpim)
Penulis : Desty
Editor : Nara
Sumber Berita : Pemprov Lampung
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.















