Oleh: Nurullia Febriati, S.Pt., M.Si, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Di tengah berkembangnya teknologi pengolahan makanan dan gaya hidup modern yang serba instan, orang tua dituntut lebih cermat dalam memilih makanan dan minuman untuk anak-anak mereka. Bukan hanya dari segi kandungan gizi tetapi juga dari aspek kehalalal. Makanan halal bukan semata-mata perkarta melainkan sebuah pilihan hidup yang membawa dampak besar terhadap pembentukan karakter anak sejak usia dini.
Halal dan toyib menurut ajaran islam merupakan dua pronsip penting yang berkaitan erat dalam menentukan apa yang boleh dikonsumsi, keduanya tidak bisa dipisahkan dan saling melengkapi. Islam tidak hanya mengatur apa yang boleh dimakan tetapi juga bagaimana produk tersebut di proses serta apakah baik saat dikonsumsi. Anak-anak yang sejak kecil dibiasakan mengkonsumsi makanan dan minuman halal, secara langsung akan belajar tentang kejujuran, tanggung jawab, dan integritas. Mereka diajarkan untuk peduli terhadap apa yang masuk ke dalam tubuh mereka dan mempertimbangkannya secara etis dan spiritual.
Namun, era dimana teknologi pengolahan produk makanan dan minuman hadir dengan beragam merek dan bentuk yang menarik minat anak-anak dalam mengkonsumsinya, memastikan kehalalan produk menjadi tantangan tersendiri. Hal ini tentunya menjadi pertimbangan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) untuk terus mensosialisasikan pentingnya sertifikasi halal pada makanan dan minuman. Label halal yang dikeluarkan oleh BPJPH diharapkan mampu menjadi panduan bagi konsumen muslim termasuk orangtua untuk merasa yakin bahwa produk yang dikonsumsi oleh anak-anak telah melalui verifikasi yang ketat dan sesuai syariat islam.
Sertifikasi halal bukan hanya jaminan halal pada produk tetapi jaminan kualitas. Proses sertifikasi ini mencakup audit komitmen kebijakan halal, bahan, proses produk, produk dan kaji ulang dan evaluasi manajemen. Maka dari itu, mengajarkan anak untuk mengenal dan memilih produk bersertifikat halal merupakan bagian dari pendidikan karakter yang menumbuhkan kesadaran untuk hidup bersih, bertanggung jawab dan menghargani nilai-nilai kejujuran.
Komitmen pelaku usaha dalam menciptakan produk halal tidak hanya sebatas pada label tetapi dimulai dari komitmen kebijakan untuk menerapkan sistem jaminan produk halal dalam setiap kegiatan mulai dari pengadaan bahan, proses produksi dan produk yang dihasilkan sampai distribusi ke tangan konsumen serta secara berkala mampu melakukan kaji ulang dan evaluasi manajemen guna menjaga kualitas produk.
Dalam konteks keluarga dan pendidikan orang tua memiliki peran sentral misalnya dengan melibatkan anak saat memilih produk saat berbelanja dengan menjelaskan arti label halal, batasan konsumsi produk makanan dan minuman yang tertera pada produk serta dampaknya bagi kesehatan. Inilah bentuk nyata dari pendidikan karakter yang bisa dimulai sejak dini. Jadi makanan dan minuman halal bukan sekedar apa yang dimakan tetapi tentang bagaimana membangun manusia seutuhnya yang sehat jasmani dan rohani serta kuat akhlaknya.
Penulis : Nurullia Febriati
Editor : Ahmad Novriwan
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.