Dia berharap, konflik-konflik yang berdampak besar kepada masyarakat tidak akan terulang lagi di Maluku. “Saya harapkan ini tidak terulang. Oleh karena itu, saya mengimbau seluruh masyarakat, tokoh adat, tokoh masyarakat di sana untuk sama-sama menjaga Kamtibmas,” kata Latif.
Sebelumnya, bentrokan antarwarga Bombay dan Elath pecah pada Sabtu (12/11). Konflik bermula kala warga Desa Bombay memasang sasi atau larangan adat di perbatasan Desa Elath dengan mengklaim tanah tersebut milik mereka. Upaya pemasangan larangan adat tersebut sempat dibubarkan pihak kepolisian. Namun kejadian yang dilakukan secara tiba-tiba ini mengakibatkan aparat gabungan antara TNI Polri sempat kewalahan.
Dampak bentrok warga mengakibatkan enam unit kendaraan roda dua, enam rumah warga Ohoi Depur, Wakatran, dan Wakol, dua bangunan sekolah SMP dan SMA di Wakatran, dan 22 rumah warga di Ohoi Ngurdu seluruhnya terbakar dan rusak berat. Sementara, 14 orang di Ohoi Bombai, satu orang di Ngurdu, tujuh orang di Ohoi Soinrat, enam orang di Ohoi Watsin, dan 22 orang di Elat mengalami luka akibat terkena panah dan sayatan benda tajam.
Sebanyak dua anggota kepolisian juga mengalami luka akibat panah, yakni Matias Vavu anggota Brimob BKO Yon C Pelopor Tual dan Surya Indra Lasmana anggota Polsek Kei Besar. Sementara itu, untuk dua korban jiwa masing-masing berasal dari Ohoi Bombay, yakni Tosy Urbanus Uluhayanan (28) dan satu warga lansia dari Ohoi Ngurdu bernama Daniel Kabinubun (62).##
1 2
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Halaman : 1 2