Tak hanya media, masyarakat, dan stakeholder lainnya membutuhkan pendapat keilmuan dari para akademisi tentang banyak hal sosial kemasyarakatan. Perdebatan yang kerap muncul menjadi polemik berkepanjang membutuhkan pula pandangan akademisi, katanya.
Oleh karena itu, dia berharap para akademisi UIN Raden Intan membuka diri, tak diam nyaman berada di “Menara Gading”, tapi bisa pula ikut urun rembuk permasalahan di luar kampus. “Kami membutuhkan pandangan-pandangan akademisi,” kata Dewan Pakar JMSI Lampung yang juga salah satu deklarator JMSI.
Wan Jamaluddin yang didampingi humasnya, Anis, merasa senang bisa silaturahmi sekaligus saling berbagi antara dunia kampus dengan dunia media. Dia menyadari perlunya kerja sama kedua pihak dalam membangun bangsa dan negara ini.
Soal akademisi UIN Raden Intan yang diharapkan muncul mencari narasumber keilmuan, disadarinya memang masih kurang. Wan Jamaludin menyadari perlu lebih digalakkan lagi agar akademisi juga turut menyumbangkan pikiran dan keilmuan di luar kampus.
Kedua pihak rencana akan menindaklajuti pertemuan awal ini dengan langkah-langkah bersama untuk bangkit pasca-Covid-19. Dikatakannya juga, akibat pandemi itu, mahasiswa UIN Raden Intan “kehilangan” 1000 lebih mahasiswa.
“Mereka tidak daftar ulang dan tidak diketahui lagi kelanjutan pendidikannya,” katanya pas terdengar azan panggilan Salat Lohor.
Selain Poskota Lampung (Herman Batin Mangku), Lintas Lampung (Ahmad Novriwan), Bongkar Pos (Jauhari), hadir pula dalam silaturahmi itu DivaTv.new (Barusmam), Sinar Lampung (Juniardi), Mediafaktanews (Junaidi Ismail), Begawinews.com (Gandhi).##
1 2
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Halaman : 1 2