Di balik gelar akademik tertinggi yang kini disandangnya, tersimpan jejak panjang perjuangan yang tak ringan. Dari satu kota ke kota lain, dari satu negara ke negara lain, ia menempuh perjalanan bukan sekadar demi pendidikan, tapi demi mendalami dan menghidupkan ilmu Al-Qur’an dalam setiap langkah hidupnya. Dengan bekal tekad, cinta pada ilmu, dan keikhlasan dalam belajar, ia menapaki jalan sunyi para pencari ilmu yang berliku dan penuh ujian. Hingga akhirnya, langkah-langkah itu membawanya pulang, bukan sekadar kembali ke tanah air, tapi hadir untuk mengabdi dan menebar cahaya ilmu sebagai Guru Besar di Bandar Lampung.
Dia adalah Prof. Dr. H. Yusuf Baihaqi, Lc., M.A, yang memiliki perjalanan panjang sebelum menjadi guru besar di UIN Raden Intan Lampung. Sejak kecil sudah berkelana dari satu kota ke kota lain dan dari Negara satu ke Negara lain untuk menuntut Ilmu, khususnya Ilmu Alquran. Prof Yusuf lahir di desa Karangampel, salah satu desa di kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada tanggal 07 Maret 1974. Masa kecilnya dihabiskan di tanah kelahirannya sampai menamatkan jenjang sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri I Karangampel pada tahun 1986. Selepas menyelesaikan jenjang sekolah dasar di kampung halamannya, Yusuf berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain dan dari satu negara ke negara lain untuk melanjutkan pendidikan dan meniti karir sebagai Aparatur Sipil Negara, sampai kemudian berlabuh di kota Bandar Lampung sampai sekarang.
Diawali dari mondok di Pondok Pesantren Al Amin, Prenduan, Madura, Jawa Timur. Yusuf mulai secara intensif mempelajari bahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman. Dikarenakan adanya keinginan yang tertunda, Yusuf hanya menghabiskan waktu selama setahun mondok di Pondok Pesantren Al Amin, kemudian pada tahun berikutnya, sesuai dengan keinginan awal ketika meninggalkan kampung halamannya, Yusuf pun memutuskan untuk pindah mondok di Pondok Pesantren Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Selama tujuh tahun, Yusuf menghabiskan waktunya untuk belajar dan mengajar di Pondok Pesantren Darussalam. Keterbatasan biaya untuk melanjutkan kuliah, melahirkan hikmah tersendiri bagi Yusuf dan keluarganya. Keinginan untuk menghafal Al Qur’an pun mulai muncul dalam diri Yusuf, bukan saja dikarenakan menghafal Al Qur’an tidak membutuhkan biaya banyak, melainkan adanya dukungan dari salah seorang lulusan Timur Tengah saat itu, untuk mengusahakan beasiswa studi ke Timur Tengah, dengan syarat harus hafal Al Qur’an 30 Juz.
Proses menghafal Al Qur’an pun dimulai, keinginan kuat untuk dapat segera mengkhatamkan hafalan Al Qur’an, menghantarkan Yusuf untuk mondok di Pondok Pesantren Sunan Pandan Aran, Kaliurang, Yogyakarta. Atas bimbingan K.H. Mufid Mas`ud dan doa kedua orang tuanya, khususnya ibunya yang tidak pernah putus berpuasa selama Yusuf menghafal Al Qur’an dan tentunya atas karunia Allah, Yusuf pun dapat mengkhatamankan hafalan Al Qur’an, setelah dua tahun mondok di Pondok Pesantren Sunan Pandan Aran.
Tepatnya pada tahun 1996, apa yang menjadi cita-cita Yusuf untuk dapat kuliah di Timur Tengah pun akhirnya terwujud. Atas beasiswa dari Al Azhar, Yusuf berkesempatan untuk menimba Ilmu di Universitas Al Azhar, Cairo, Republik Arab Mesir. Selama empat tahun, Yusuf berada di Rapublik Arab Mesir, tanpa pernah pulang ke Indonesia, guna menyelesaikan program sarjana pada program studi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir di Universitas Al Azhar.
Berbekal materi yang didapat dari menjadi Tenaga Musiman Haji di tanah suci dan atas bantuan dari World Assembly of Muslim Youth, semacam organisasi pemuda muslim sedunia, Yusuf melanjutkan pendidikan magister nya pada program studi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir di Universitas Islam Oumdurman, Republik Sudan. Di tahun 2003, Yusuf pun dapat menyelesaikan program magisternya dan mendapatkan nilai Cumlaude, dengan judul tesis: Al I`jaz At Tarikhi Fi Al Qur’an Al Karim.
Tawaran untuk melanjutkan studi pada program Doktoral datang dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Republik Sudan. Atas rekomendasi dari pihak Kedutaan, pada tahun 2004, Yusuf mendapatkan beasiswa dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Republik Sudan, untuk melanjutkan program Doktoral pada program studi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir di Universitas Al Qur’an Al Karim, Republik Sudan. Lagi-lagi, atas karunia Allah, keberkahan Al Qur’an dan hak prerogatif Rektor Universitas Al Qur’an Al Karim, Yusuf dapat menyelesaikan program Doktoralnya kurang dari 2 tahun, tepatnya di awal tahun 2006, dengan nilai Cumlaude dan judul disertasi: Badiuzzaman Said An Nursi Wa Manhujuhu Fi At Tafsir Min Khilal Kitab Kulliyyat Rasa’il An Nur.
Selain aktifitas Pendidikan formal, sejumlah kegiatan Pendidikan non formal, pasca doktoral juga diikuti oleh Yusuf, seperti: Short Course Pengembangan Dosen di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Georg-August-Universitat, Goettingen, Republik Jerman, pada tahun 2010 dan Training on e-Teaching and e-Testing of Arabic di Universitat Leipzig, Republik Jerman, Pada tahun 2018.
Selesai kuliah sampai program Doktoral, Yusuf pun mulai fokus meniti karir sebagai Aparatur Sipil Negara. Karir sebagai Aparatur Sipil Negara diawali dengan menjadi staf tata usaha di Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu, sebelum kemudian mutasi dan bergabung sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Dalam kapasitasnya sebagai dosen, Yusuf aktif mengajar di Universitas Islam Negeri Raden Intan, baik di program sarjana, magister maupun doktoral. Di samping sesekali diminta untuk menjadi dosen tamu, baik di internal Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, maupun di universitas mancanegara., seperti di Yarmouk University, Kerajaan Yordania dan Suez Canal University, Republik Arab Mesir.
Disamping mengajar, kegiatan menguji tugas akhir mahasiswa, baik dalam bentuk skripsi, tesis dan disertasi pun kerap dilakukan oleh Yusuf, baik di internal Universitas Islam Negeri Raden Intan, maupun di eksternal Universitas Islam Negeri Raden Intan, seperti di Universiti Malaya, Malaysia. Yusuf juga aktif menulis, baik dalam bentuk buku ajar, maupun buku referensi. Sejumlah artikel pun dihasilkan dan berhasil diterbitkan, baik di jurnal nasional terakreditasi, bahkan di jurnal internasional bereputasi.
Kegiatan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat juga dilakukan oleh Yusuf, baik sebagai narasumber dalam kegiatan ilmiah bertaraf lokal, nasional maupun internasional. Yusuf juga aktif menjadi narasumber kegiatan ceramah keagamaan, baik secara offline di sejumlah masjid di kota Bandar Lampung, maupun secara online di channel Yusuf Baihaqi Official. Disamping aktif menjadi narasumber kegiatan ceramah keagamaan, Yusuf juga sampai saat ini terdaftar sebagai: Anggota komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia Provinsi Lampung. Rais Majelis Ilmi Jam`iyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung. Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Provinsi Lampung. Dewan Hakim Musabaqah Tilawatil Qur’an, tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional Dan Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.
Penulis : Anis
Editor : Ahmad Novriwan
Sumber Berita : Humas UIN
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.