Laporan: Heri Suroyo
GRESIK – Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid terpilih sebagai Ketua Jamiyah Mudarasah Al-Quran (JMQ) Jawa Timur (Jatim). Keputusan ini diambil dalam pertemuan para alumni JMQ Jatim di Pondok Pesantren Modern Sunanul Muhtadin, Kertosono, Sidayu, Gresik, Minggu (6/3).
JMQ merupakan kumpulan para pengkaji Al-quran. Selain memilih ketua JMQ, dalam forum tersebut juga memutuskan pusat kegiatan JMQ Jatim berada di Pondok Pesantren Modern Sunanul Muhtadin Gresik.
Anggota JMQ Jatim ini sebelumnya adalah mereka yang belajar memperdalam Alquran di Jakarta.
Kebanyakan dari mereka alumni Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta dan Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta. Mereka tergabung dalam JMQ Keluarga Mahasiswa Jatim di Jakarta.
”Tapi karena sekarang kita sudah bukan mahasiswa lagi, ya kita hilangkan kata ’mahasiswanya’ menjadi JMQ Jawa Timur saja,” ujar Gus Jazil-sapaan akrab Jazilul Fawaid.
Usai terpilih sebagai Ketua JMQ Jatim, Gus Jazil mengatakan, nantinya segera dibentuk pengurus harian agar roda organisasi berjalan dengan efektif. Selain itu, juga akan disusun berbagai program kegiatan di antaranya membuat modul pembelajaran Alquran, pelatihan kepemimpinan dalam Alquran, pelatihan nagham atau seni memperindah bacaan Alquran, serta berbagai kegiatan lainnya untuk lebih mensyiarkan Alquran.
”Nanti akan kita susun programnya dan saya berharap JMQ ini bisa terbuka untuk umum sehingga kita bisa merekrut anggota. Misalnya program pelatihan nagham, saat ini sudah mengalami penurunan,” katanya.
Gus Jazil yang juga Ketua Ikatan Alumni PTIQ Jakarta ini mengaku bersyukur dan senang bisa bertemu dengan para alumni JMQ Jatim di Jakarta, setelah puluhan tahun berpisah. Mereka berasal dari berbagai angkatan, mulai angkatan 80-an hingga angkatan muda.
”JMQ dulu tempat kita berkekeluargaan. Saya merasa terhormat bisa bertemu para alumni JMQ dari Jakarta,” ungkapnya.
Salah satu alumni JMQ Jatim di Jakarta, Ahmad Akhid Sufiaji mengatakan penting dibentuk JMQ Jatim sebagai wadah para alumni JMQ Jatim di Jakarta.
”Ini bisa menjadi wadah untuk mempererat hubungan antar alumni. Sentralnya disini (Ponpes Modern Sunanul Muhtadi Gresik). Nanti akan ada tahasus Alquran. Kita bisa desain pendidikan Alquran yang menyenangkan. Kita akan buat pertemuan-pertemuan, meski nggak sesering seperti dulu ketika masih di Jakarta,” urainya.
Wadah ini juga bisa menjadi penjembatan antara alumni JMQ Jatim dengan yang ada di Jakarta. ”Ini bagus sebagai wadah organisasi alumni JMQ agar tidak ada kesenjangan alumni senior dan junior. Ada saluran yang terhubung dengan JMQ Pusat,” urainya.
Alumni lainnya, Nyai Hj. Umi Hasunah Zaimuddin– pengasuh Asrama Hurun Iin Ponpes Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang yang juga Direktur Pusat Studi Alqur’an – PSQ Unipdu Jombang mengaku sangat senang terselenggaranya pertemuan antaralumni JMQ Jatim. Menurutnya, puluhan tahun silam sejak pulang dari Jakarta, pernah ada yang menggagas pertemuan antar alumni, namun tidak cukup berhasil.
”Kita perlu ada ketokohan. Harus ada yang merangkul kita karena sebenarnya gagasan ini dulu sudah ada sejak lama, tapi tak berjalan karena nggak ada ketokohan,” katanya.
”Kita orang-orang (yang mengkaji) Alquran harus ada wadahnya dan harus ada yang mengajak. Ayo kita berjalan bersama-sama. Yang mengajak ada, yang diajak pun ada. Kami siap kalau ada apa-apa yang terkait Alquran. Kami siap kalau diundang,” ujar alumni IIQ Jakarta angkatan 81 ini. ##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.