LAMPUNG SELATAN – Tim Dosen dan mahasiswa dari Program Studi Rekayasa Kehutanan, Institut Teknologi Sumatera (ITERA), menggelar program edukasi dan pendampingan untuk pengembangan budidaya lebah madu klanceng (Trigona sp.) bagi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Tani Mulya 2 di Desa Way Kalam, Lampung Selatan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan produk madu yang potensial sekaligus melakukan inventarisasi sejumlah kendala yang dihadapi para petani lebah. Selain KUPS Tani Mulya 2, kegiatan ini juga melibatkan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) dan Pemerintah desa Way Kalam.
Tim PkM terdiri dari yang diketuai oleh Eti Artiningsih Octaviani, S.Hut., M.Si., menyampaikan bahwa budidaya lebah madu memiliki potensi ekonomi yang jauh lebih luas dari sekadar menjual madu. “Selain madu, budidaya lebah ini juga punya prospek untuk menghasilkan produk turunan seperti propolis dan bee pollen yang memiliki nilai jual tinggi serta dapat dikemas menjadi program edu-ekowisata,” jelas Eti Artiningsih dalam rilisnya Senin (20/10). Lebih dari itu, budidaya lebah Trigona sp. ini juga merupakan bagian penting dari upaya peningkatan kualitas lingkungan sekitar.
Dalam diskusi interaktif dengan para pengelola, tim ITERA juga membahas strategi untuk menjamin ketersediaan pakan lebah sepanjang tahun. Salah satu solusinya adalah dengan menanam berbagai jenis pohon dan tanaman berbunga di sekitar area budidaya. Untuk memahami kondisi riil di lapangan, tim dosen dan mahasiswa melakukan observasi langsung terhadap vegetasi dan lingkungan di area budidaya.
Saat mengunjungi lokasi budidaya, para dosen dan mahasiswa diajak untuk memanen dan mencicipi madu segar langsung dari sarang lebah (setup). Hal ini menjadi pengalaman yang mengesankan bagi tim PkM Itera.
Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Way Kalam, Masdira, menyambut baik inisiatif dari ITERA. Beliau berharap kolaborasi ini dapat berlanjut untuk meningkatkan daya saing produk madu lokal sehingga ada kepastian pasar.
“Kami berharap ada dukungan lebih lanjut, terutama untuk pengujian kandungan gizi madu kami agar dapat mendukung strategi pemasaran produk,” ujar Masdira. “Selain itu, kami juga sangat membutuhkan dorongan dari pemerintah daerah untuk memfasilitasi perizinan terkait keamanan pangan dan uji kualitas produk,” harapnya.
Menanggapi hal tersebut, tim ITERA menyatakan akan menjajaki kemungkinan untuk membantu memfasilitasi uji kandungan madu di masa mendatang. Kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah diharapkan dapat mendukung pengembangan budidaya lebah madu dari hulu hingga menjadi produk berkualitas tiba di tangan konsumen. Tim PKM terdiri dari Arief Juniarto, S.Hut., M.Si, Diyanti Isnani Siregar, S.Hut., M.Sc, Faradila Mei Jayani, S.Hut., M.Si, Eti Artiningsih Octaviani, S.Hut., M.Si dan Mhd Muhajir Hasibuan, S.Hut., M.Si.
Penulis : Yulizar Kundo
Editor : Ahmad Novriwan
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.