LAMPUNG UTARA – Mangkraknya pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) Rabat Beton di Desa Suka Maju Kecamatan Abung Tinggi diduga kuat adanya penyelewengan anggaran oleh oknum kades setempat.
Hal itu mulai terkuak saat media ini menghubungi Pendamping Desa. Menurut PDTi Kecamatan Abung Tinggi, Wendi, dirinya dalam perencanaan pembangunan telah bekerja secara maksimal. Realisasi dana pembangunan tersebut telah dikucurkan sejak November 2024 tahun lalu.
Namun, pada pelaksanaan dilapangan diduga keluar dari jadwal pelaksanaan semula. Sebab, kata dia, pekerjaan yang seharusnya dikerjakan sesuai jadwal, akhirnya tersendat dikarenakan tidak ada pekerja yang mau mengerjakan. Ia menduga dana yang ditarik sudah habis digunakan oleh oknum Kades inisial Ng.
“Klise kalau alasannya seperti itu (keterangan sekdes). Pencairan dana itu pada tahap II di bulan November 2024. Paling dananya yang sudah habis,” sindir dia, saat dikonfirmasi media ini, Minggu 09 Maret 2025.
Pihaknya menegaskan telah berulang kali menegur, bahkan telah ditegaskan melalui surat pernyataan bermaterai untuk segera menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya telah rampung di akhir tahun 2024.
“Kami ini susah mau ketemu dengan Kades Ng itu, sudah berulang kali kami mau ketemu, tapi enggak bisa. Itu sudah kita tegur, Kades sudah buat surat pernyataan bermaterai untuk menyelesaikan,” ujar dia.
“Material ada, tapi gak beres-beres. Kalo upah tukang enggak ada, ya ngutang-ngutang dulu lah. Intinya dananya sudah habis, siapa yang mau kerja,” katanya.
Sementara itu, Pendampingan Desa Pemberdayaan Kecamatan Abung Tinggi, Yanda membenarkan pihaknya sudah mengantongi surat pernyataan dari kades saat pelaksanaan monitoring oleh kecamatan.
“Suratnya sudah saya serahkan ke kecamatan. Karena waktu itu diminta oleh tim pemeriksaan Inspektorat hasil dari monitoring dari kecamatan,” kata Yanda.
Dirinya mengaku sulit untuk bertemu dengan oknum Kades inisial Ng saat turun ke desa. Berulang kali dirinya melakukan pembinaan ke desa, namun dirinya hanya bertemu dengan sekretaris desa.
“Kami saja susah mau ketemu dengan Kades, dia gak ada HP, ada tapi itu nomor telepon istrinya. Rabat beton itu memang tinggal sedikit lagi pembangunannya, sudah saya kasih memo bimbingan untuk mempercepat penyelesaian,” imbuhnya.
“Terakhir saya ngecek (turun lapangan) masih ada kekurangan 100 meter lagi pada saat tim monitoring turun. Progresnya masih kecil sekali, karena tiga hari sekali tukang kerja,” timpalnya lagi.
Dirinya menyarankan, agar langsung berkomunikasi dengan pihak desa khususnya Kepala Desa agar persoalan di desa tidak berlarut-larut, dan memantik persoalan baru.
“Coba langsung ketemu dengan Kades dulu, hubungi kades biar lebih jelas. Intinya saya sudah menjalankan tugas secara maksimal,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pekerjaan jalan usaha tani yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2024 di Desa Suka Maju Kecamatan Abung Tinggi Kabupaten Lampung Utara diduga mangkrak.
Hingga awal Maret 2025 pekerjaan Rabat Beton yang belum diketahui secara pasti nilai anggarannya itu tak kunjung rampung pembangunannya.
Pantauan di lokasi pekerjaan, nampak material batu dan pasir tertumpuk di pinggir kebun milik warga setempat, tidak ditemukan papan informasi kegiatan dan prasasti pekerjaan.
Menurut penuturan salah satu warga desa setempat, pekerjaan itu sempat dikerjakan awal tahun ini, namun tidak diketahui penyebabnya yang mengakibatkan pembangunan jalan akses ke kebun warga itu pada akhirnya tidak dilanjutkan.
“Memang benar berhenti dikerjakan, tapi tidak tahu persis kenapa enggak dilanjutkan pekerjaannya oleh Kades. Padahal itu proyek (desa) akhir tahun 2024 kemarin,” ujar warga disana, Kamis 06 Maret 2025.
Mangkraknya pekerjaan pembangunan jalan usaha tani itu dibenarkan oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Suka Maju, Dedi Arisandi. Menurut keterangannya, pekerjaan itu memang belum rampung dikerjakan meski sudah dicairkan dana pembangunannya sejak November 2024 lalu.
“Perasaan sudah mulai berjalan (pembangunan) sejak kapan itu. Saya juga belum datang (meninjau) kesana akhir-akhir ini. Semenjak evaluasi dari Inspektorat, memang saya belum ke lokasi lagi,” kata dia.
Ia mengaku sudah sepekan terakhir tidak turun lapangan mengecek pekerjaan jalan usaha tani Rabat Beton tersebut. Ia berdalih penyebab mangkraknya pekerjaan disebabkan oleh faktor pekerja yang membangkang, hingga faktor cuaca akhir-akhir ini.
“Banyak pekerja yang ‘ngeyel’, dan belum lagi alasannya yang hujan lah, pokoknya cukuplah alasannya. Kalau belum selesai kan bahaya juga di kami (perangkat desa). Jadi memang harus dikerjakan, diselesaikan,” kilahnya.
Secara keseluruhan, Ia mengerti akan menjadi potensi permasalahan dan perhatian banyak pihak. Namun lagi-lagi faktor cuaca menjadi dalih yang digunakan. Sebab, kata dia, jika pihaknya bersikeras tetap melanjutkan, ditakutkan pembangunannya akan sia-sia karena berhadapan dengan hujan.
Penulis : Rudi Alfian
Editor : Nara J Afkar
Sumber Berita : Lampung Utara, Jalan Mangkrak
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.