JAKARTA-Ketua Komisi I DPR 2005-2010 Mahfuz Sidik mengatakan, pidato Wakil Menteri Luar (Wamenlu) RI Anis Matta dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisadi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab di Riyadh, Arab Saudi beberapa hari lalu, membawa angin segar bagi umat di Indonesia dan seluruh Indonesia.
Sebab, pidato Wamenlu Anis Matta tersebut, telah membuka mata para pemimpin umat di seluruh negara muslim, hingga menghasilkan 31 resolusi yang sangat penting bagi Palestina, dimana lima diantaranya merupakan usulan Indonesia.
“Inilah momentum bagi pemimpin di semua negara muslim untuk mulai mendengar lebih dalam dan lebih jauh, apa sebenarnnya fikiran-fikiran dari tokoh-tokoh umat ini, soal Palestina,” kata Mahfuz Sidik dalam Gelora Talks dengan tema ‘KTT OKI: Menanti Peran dan Kontribusi Indonesia untuk Dunia Islam, Rabu (13/11/2024) .
Pasca KTT OKI-Liga Arab 2024, menurut Mahfuz, ada kebutuhan mendesak bagi Indonesia untuk mulai membangun diplomasi baru di negera-negara muslim. Yakni dengan menyiapkan para duta besar (dubes) yang fasih berbahasa arab.
“Jangan sampai kita punya satu dubes di satu negeri muslim, ada misi besar, tapi ada kendala bahasa. Itu saja sudah menjadi pagar di depan pintu. Jadi kita memang ada kebutuhan untuk membangun diplomasi baru di negeri-negeri muslim,” katanya.
Mahfuz menegaskan, bahwa Presiden Prabowo saat ini tengah membangun diplomasi baru dalam kebijakan politik luar negerinya.
“Saya mencatat dalam sepekan ini ada dua peristiwa penting diplomasi internasional yang dilakukan Indonesia. Pertama yang sedang kita diskusikan, dan yang kedua munculnya joint statement antara pemerintah Indonesia dan China,” katanya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ini menilai langkah diplomasi Indonesia sekarang sangat sensitif bagi negara-negara di sejumlah kawasan.
Tidak hanya di negara-negara di kawasan Timur Tengah, Asia Tenggara dan Asia Timur, tetapi juga negara besar seperti Amerika Serikat (AS).
“Hingga kemudian ada pernyataan dari juru bicara gedung putih, tentang pernyataan joint statement antara Indonesia-China, sementara pada saat bersamaan Presiden Prabowo tengah berada di Amerika,” katanya.
Sehingga dua peristiwa tersebut, diyakini akan membawa konsekuensi bagi hubungan diplomatik, perdagangan dan kebijakan politik luar negeri Indonesia.
“Karena itu, kita perlu mendalami sikap dan rencana politik dari Presiden Amerika terpilih Donald Trump ini,” katanya.
Terlepas dari itu, Mahfuz berpandangan ada kemajuan yang dicapai dalam KTT Luar Biasa OKI dan LIga Arab pada 10-11 November 2024, dibandingkan KTT OKI sebelumnya, yang bisa membawa angin segar bagi perjuangan kemerdekaan Palestina.
“Tapi saya mau mengingatkan, bahwa 31 resolusi yang dihasilkan masih dalam frame work lama. Misalkan soal solusi konflik dua negara, organisasi perlawanan tunggal dan pintu bantuan kemanusiaan,” jelasnya.
Namun, ia tetap berharap resolusi terbaru KTT OKI-Liga Arab 2024, dapat membawa langkah konkret untuk mengakhiri konflik antara Palestina-Israel, dan jalan pendirian negara Palestina merdeka semakin terbuka lebar.
“Kita berharap angin segar ini, betul-betul membuka jalan yang jelas bagi Palestina, bukan sebaliknya. Karena di tengah perubahan iklim yang tidak menentu seperti sekarang, ketika kita mendapatkan angin segar, tiba-tiba bisa berubah menjadi cuaca yang sangat panas,” tegasnya.
Mengguncang Dunia
Sementara itu, Ketua Umum Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina KH Bachtiar Nasir mengatakan, pidato Wakil Menteri Luar Negeri RI Anis Matta dalam KTT Luar Biasa OKI dan Liga Arab telah menggucang dunia, terutama di dunia Islam dan negara-negara Arab.
“Saya mengucapkan selamat kepada Wamenlu Pak Anis Matta, dimana gebrakan awalnya cukup mengguncang dunia dan banyak mendapatkan apresiasi. Ini juga akan membawa angin segar bagi Partai Gelora ke depannya,” kata KH Bachtiar Nasir.
Karena itu, Bachtiar Nasir mengapresiasi langkah Anis Matta selaku Kemenlu RI yang telah berbicara sangat tajam soal isu Palestina, sehingga menghasilkan resolusi yang berbeda dari KTT-KTT sebelumnya.
“Saya memberikan apresiasi kepada Pak Anis Matta yang sudah berbicara cukup tajam di KTT OKI dan Liga Arab. Pidatonya mengejutkan dunia Islam. Beberapa pengamat dan peserta pun kaget,” katanya.
Anis Matta, kata Bachtiar Nasir, telah meneguhkan posisi Indonesia di mata dunia Islam dan Liga Arab, meskipun secara geopolitik sangat jauh dari mereka, tetapi bisa memberikan peran dan kontribusi yang jelas bagi Palestina.
“Sebagai negara mayoritas muslim, saya kira posisi Indonesia harus lebih dioptimalkan perannya. Ini peran yang baik dari Wamenlu kita, agar Indonesia bisa menjadi penengah, tidak hanya Mesir dan Qatar saja,” katanya.
Penulis : Heri Suroyo
Editor : Fidhela Alvita
Sumber Berita : Jakarta
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.