Laporan : Heri
JAKARTA – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan bahwa PAN adalah partai yang inklusif, terbuka, dan nasionalis. Pesaing yang tepat untuk PAN dinilai Zulhas adalah seperti Partai Gerindra dan Golkar.
“Kita Islam tengah, moderat, kita tidak permasalahkan di antara kita ada Ketua Pemuda Pancasila. Jadi beda pasar, saingan kita itu Demokrat, Nasdem, Golkar, PKB, Gerindra,” ujar Zulhas dalam acara bimbingan teknis (Bimtek) Fraksi PAN seluruh Indonesia.
PAN, kata Zulhas, adalah partai yang memiliki latar belakang Muhammadiyah. Sebab, partai berlambang matahari itu didirikan oleh mantan ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Amien Rais.
“Kavlingnya (PAN) beda (dengan) Partai Pelita, Partai Ummat, PKS, PPP, partai Islam. Beda, kalau kita gambar, kotaknya beda, kita sesuai pendiriannya sampai hari ini inklusif, terbuka, rasional, jalan tengah Pancasila, Bhineka Tunggal Ika,” ujar Zulhas.
Kendati demikian, PAN tetap menaruh hormat kepada Amien Rais yang kini mendirikan Partai Ummat. Bahkan, ia tak menutup kemungkinan adanya kerja sama antara PAN dengan Partai Ummat.
“Jangan ada perbincangan-perbincangan negatif atau menyakiti satu sama lain. Pak Amien, Bu Amien seperti ibu saya. Bisa saja kita kerja sama, jadi saling menghormati,” ujar Zulhas.
Sebelumnya, gagasan soal Islam Tengah yang akhir-akhir ini digaungkan Zulkifli Hasan membuahkan hasil politis. Salah satunya adalah popularitas dan elektabilitas terpantau meningkat mengungguli Nasdem dan PKS.
Hal itu terlihat dari paparan hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO), di mana PAN berhasil memperoleh angka keterpilihan sebesar 5.0 persen, sementara PKS cenderung menurun hanya sebesar 4.3 persen, dan Nasdem 4.6 persen.
Posisi ini konsisten dengan perolehan hasil survei pada periode Agustus 2021 yang lalu, di mana PAN berhasil berada di posisi 7 dengan 5.8 persen, dan PKS 4.9 persen. Sementara Nasdem sebelumnya masih lebih unggul dari PAN yakni sebesar 7.8 persen.
“Peningkatan perlahan PAN jika dilihat dari urutan waktu berdekatan dengan kampanye Zulhas soal Islam tengah, terlebih memang ada semacam pertentangan opini antara kelompok Islam radikal dan plural, sehingga memungkinkan gagasan itu berbuah simpati dan dukungan publik pada Zulhas, juga PAN,” kata Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah. (*)
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.