Laporan : Rudi Alfian
LAMPUNG UTARA – Masyarakat desa Karang Rejo tengah berbahagia. Pasalnya, tepat hari ini kampung mereka genap berusia 86 tahun sejak era kolonialisme membawa ratusan orang (kolonisasi) dari pulau Jawa untuk menetap di pedukuhan yang kini terletak di wilayah kecamatan Sungkai Selatan.
Berbagai perlombaan dan hiburan menghiasi perayaan hari jadi Karang Rejo. Puncaknya malam ini yang akan diselenggarakan pertunjukan kesenian wayang kulit, dengan diawali Campur Sari pada pagi harinya sekaligus penyambutan para tamu undangan. Termasuk para pemangku kebijakan di kota.
Wakil Ketua TP-PKK Kabupaten Lampung Utara Devriyana Marda Ardian, S.Kom., menghadiri Hari Ulang Tahun Desa Karang Rejo. Acara berlangsung di Rumah Kepala Desa Karang Rejo, Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten setempat.
Turut mendampingi, Asisten III bidang Administrasi Umum Hi. Sofyan, S.P., M.M., hadir juga, Camat dan Forkopimcam Sungkai Selatan, Kepala Desa Karang Rejo, beserta para Aparat dan Perangkat Desa.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua TP-PKK turut bersyukur karena Desa Karang Rajo pada hari ini memeringati Hari Ulang Tahunnya.
“Atas nama pribadi dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Lampung Utara, saya mengucapkan Selamat Berulang Tahun kepada Desa Karang Rejo, semoga dengan bertambahnya usia ini dapat semakin bersemangat dalam membangun desa, mewujudkan keluarga yang sejahtera seiring dengan perjalanan waktu dan perubahan zaman,” ujar Devriyana saat memberikan sambutan, Rabu, (19/07).
Bahwasannya peradaban manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dan terus berkembang mengikuti kemajuan peradaban. Namun, ditengah gencarnya pengaruh budaya modern, tetapi masyarakat Desa Karang Rejo masih memelihara nilai luhur tradisional masyarakat. Seperti halnya di momentum HUT Desa ini, diperingati dengan menggelar acara campursari dan wayang kulit. Ini adalah bukti, bahwa budaya bangsa masih dapat dipelihara dan dilestarikan hingga kini.
Melalui momentum peringatan HUT Desa Karang Rejo ini, sambung Wakil Ketua TP-PKK, agar senantiasa mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan. Kebersamaan adalah sebuah kekuatan. Kabupaten Lampung Utara yang sangat beraneka ragam ini tidak akan dapat dikelola dengan baik tanpa adanya kebersamaan. Problematika yang ada, tidak akan dapat diselesaikan dengan baik apabila kita berjalan sendiri-sendiri.
“Karena itu, pada kesempatan yang baik ini, dengan tidak mengurangi rasa hormat saya mengajak kepada kita semua, mari kita jadikan momentum ini untuk semakin mempererat tali persaudaraan, terus mendukung program pemerintah daerah, serta jangan mudah terprovokasi oleh berbagai isu negatif yang dapat memecah belah kebersamaan kita,” tandasnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat setempat, Samijan (80) menceritakan sekilas sejarah berdirinya pedukuhan yang kini lebih akrab disebut desa Karang Rejo. Menurutnya pihak kolonial Belanda mengirimkan rombongan (kolonisasi) dari pulau Jawa untuk dijadikan pekerja secara paksa (kerja rodi) melalui tiga tahapan pengiriman pekerja.
“Karang Rejo ini dulunya terdiri dari Kolonisasi, orang-orang dari pulau Jawa dikirim kesini untuk kerja paksa. Ada tiga tahap pengiriman orang itu, yang pertama seratus orang yang dikirim, tahap kedua seratus orang, tahap ketiga lima puluh orang, jadi total seluruhnya dua ratus lima puluh orang yang mendiami wilayah Karang Rejo ini,” ujarnya mengulas sejarah yang diketahuinya dari orang-orang tua terdahulu disana.
Dirinya yang merupakan saksi sejarah desa dari berbagai pemimpin desa disana sangat takjub dengan gaya kepemimpinan sosok Kades perempuan yang kesehariannya berhijab itu. Sosok wanita tangguh dan merakyat itu mampu menciptakan kemajuan desa, mulai dari infrastruktur, hingga kemajuan SDM melalui pemberdayaan masyarakat disana.
“Kepemimpinan Bu Kades Wiwik ini banyak perubahan. Banyak pembangunan yang masuk ke desa, entah dari mana sumbernya, tapi kita tahu pembangunan itu diperlukan bagi masyarakat desa dan merasa sangat terbantu,” tuturnya.##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.