Laporan : Heri Suroyo
JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Duta Besar Kerajaan Bahrain untuk Indonesia H.E. Ahmed Abdulla Alharmasi Alhajeri sepakat untuk menindaklanjuti dukungan Ketua Dewan Syura (Parlemen) Kerajaan Bahrain Ali bin Saleh Al Saleh terhadap inisiasi MPR RI membentuk Majelis Syuro Dunia (World Consultative Assembly).
Dukungan serupa juga diberikan Raja Arab Saudi King Salman bin Abdulaziz al-Saud, Ketua Parlemen Arab Saudi Mr. Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh, Ketua Parlemen Maroko Mr. Hakim Benchamach, dan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (Rabithah Al Alam Al Islami) Sheikh Mohammed bin Abdulkarim Al Issa.
“Pembentukan World Consultative Assembly yang sempat tertunda karena pandemi Covid-19, harus mulai dikonsolidasikan kembali. Khususnya, terhadap negara-negara berpenduduk mayoritas muslim untuk saling bersinergi memerangi radikalisme, ekstremisme serta menjaga perdamaian dunia. Pembentukan World Consultative Assembly merupakan pengejawantahan salah satu tujuan bernegara dan berbangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” ujar Bamsoet usai menerima Duta Besar Kerajaan Bahrain untuk Indonesia H.E. Ahmed Abdulla Alharmasi Alhajeri, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Jakarta, Rabu (2/3).
Menurutnya saat ini suasana geopolitik dunia semakin memanas akibat gejolak di Eropa Timur, yaitu ketika militer Rusia akhirnya masuk dan menyerang ke wilayah Ukraina.
Konflik ini menciptakan ketegangan global yang melibatkan kekuatan ekonomi dan militer terkuat dunia. Rusia di satu pihak dengan Amerika Serikat, Uni Eropa dan NATO di pihak lain.
“Kehadiran World Consultative Assembly semakin menemukan urgensinya. World Consultative Assembly bisa menjadi bagian dari solusi mewujudkan dunia yang lebih aman dan damai, yang mengedepankan dialog dan musyawarah dalam menanggulangi berbagai persoalan antar berbagai negara dunia,” kata Bamsoet.
“Pada tahun 2019 volume perdagangan Indonesia dengan Bahrain mencapai USD 225 juta, menggambarkan dinamika dalam besaran volume perdagangan kedua negara. Meskipun demikian, secara akumulatif, trend perdagangan bilateral kedua negara selama kurun waktu 5 tahun (2016-2020) menunjukkan kenaikan rata-rata sebesar 11,9 persen. Karenanya kita sepakat untuk saling mendorong upaya untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, terutama di bidang perdagangan dan investasi,” pungkas Bamsoet. ##
*Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.